Morfofonemik


Morfofonemik

Chaer (2015: 43) mengungkapkan bahwa mofofonemik merupakan suatu kajian yang membahas mengenai terjadinya perubahan bunyi atau perubahan fonem sebagai akibat dari proses morfologi, seperti afiksasi, reduplikasi, ataupun komposisi. Misalnya perubahan bunyi fonem yang terjadi pada konfik {ke-an}.

Kepagian à {ke-} + {pagi} + {-an}   
                                               ↓    dalam pengucapan akan terbentuk
[kepagiyan]

1.      Jenis Perubahan
Dalam bahasa Indonesia menurut Chaer (2015: 43) jenis perubahan fonem berkenaan dengan proses morfologi ini. Di antaranya adalah proses:
a.      Pemunculan Fonem
Yaitu munculnya fonem (bunyi) setelah mengalami proses morfologi yang mulanya tidak ada. Contoh:
Baca --- {meN-} + {baca} = membaca (muncul fonem nasal ‘m’)

b.      Pelesapan Fonem
Yaitu hilangnya fonem setelah mengalami proses morfologi. Contoh:
Renang --- {ber-} + {renang} = berenang

c.       Peluluhan Fonem
Yaitu luluh dan disenyawakannya sebuah fonem dengan fonem lain dalam proses morfologi. Contoh:
:: luluh à tulis --- {meN-} + {tulis} = Menulis
::disenyawakan à sapu --- {meN-} + {sapu} = menyapu (disenyawakan ‘ny’)

d.      Perubahan Fonem
Yaitu berubahnya sebuah fonem atau sebuah bunyi setelah adanya proses morfologi. Contoh:
{ber-} + {ajar} = belajar

e.      Pergeseran Fonem
Yaitu adanya perubahan posisi sebuah fonem dari satu suku kata ke dalam suku kata yang lainnya. Contoh:
Klofiks {meN-i} --- {meN-} + {duduk} + {-i} = menduduki à men.du.du.ki

2.      Morfofonemik dalam pembentukan kata
Morfofonemik dalam bahasa Indonesia umumnya banyak terjadi pada proses afiksasi, sedangkan dalam reduplikasi, komposisi hampir tidak ada. Berikut ini morfofonemik pada proses afiksasi:
a.      Prefiksasi {ber-}
Morfofonemik dalam proses pengimbuhan prefiks {ber-} terjadi pada:
1)      Pelepasan fonem /r/ pada prefiks {ber-} apabila bentuk dasar yang mendapat imbuhan dimulai dengan fonem /r/ atau berbunyi [er]. Contoh: Radius --- {ber-} + {radius} = Beradius
  Raga --- {ber-} + {raga} = Beraga
2)      Perubahan fonem /r/ pada prefiks {ber-} menjadi fonem /l/ terjadi bila bentuk dasarnya akar  ajar. Tidak ada contoh lain.
Contoh: Ajar --- {ber-} + {ajar} = belajar
3)      Pengekalan fonem /r/ pada prefiks {ber-} apabila bentuk dasarnya bukan fonem /r/, berbunyi [er], dan akar ajar.
Contoh: Gerigi --- {ber-} + {gerigi} = Bergerigi
              Temu --- {ber-} + {temu}

b.      Prefiksasi {me-} (termasuk klofiks {me-kan} dan {me-i})
Morfofonemik dalam proses pengimbuhan dengan prefiks {me-} dapat berupa:
1)      Pengekalan fonem pada prefiks {me-} apabila bentuk dasar diawali dengan konsonan /r, l, w, y, m, n, ng, dan ny/.
Contoh: {me-} + {rusak} = merusak
              {me-} + {lawan} = melawan
              {me-} + {warisi} = mewarisi
              {me-} + {yakin}  = meyakinkan
              {me-} + {minum} = meminum
2)      Penambahan fonem nasal (/n,m, ny, ng/).
Nasal /m/ terjadi apabila bentuk dasarnya diawali dengan fonem konsonan /b/ dan /f/.
Contoh: {me-} + {buang} = membuang
              {me-} + {favorit} = memfavorit(kan)
Nasal /n/ terjadi apabila bentuk dasarnya diawali dengan fonem konsonan /d/.
Contoh: Desir --- {me-} + {desir} = mendesir
               Daki --- {me-} + {daki} = mendaki
Nasal /ng/ terjadi apabila bentuk dasarnya dimulai dengan konsonan /g, h, kh, a, l, u, e, dan o/.
Contoh: Guling --- {me-} + {guling} = mengguling
              Hempas --- {me-} + {hempas} = menghempas
              Khusus --- {me-} + {khusus} = mengkhusus(kan)
              Andai --- {me-} + {andai} = mengandai
Nasal /nge/ terjadi apabila bentuk dasarnya hanya terdiri dari suku kata.
Contoh: Cat --- {me-} + {cat} = mengecat
               Lap --- {me-} + {lap} = mengelap
3)      Peluluhan fonem terjadi apabila prefiks {me-} diimbuhkan pada dasar yang dimulai dengan konsonan bersuara /s,k,p, dan t/.
Contoh: Sikat --- {me-} + {sikat} = menyikat
              Tuduh --- {me-} + {tuduh} = menuduh

c.       Prefiksasi {pe-} dan konfiksasi {pe-an}
Dalam proses pengimbuhan dengan prefiks {pe-} dan konfiks {pe-an} pembagiannya sebagai berikut:
1)      Pengekalan fonem, artinya tidak ada perubahan fonem. Terjadi pada fonem /r, l, y, m, n, ng, ny/.
Contoh: {pe-} + {rawat} = perawat
                                       = perawatan {pe-an}
              {pe-} + {latih} = pelatih
                                    = pelatihan {pe-an}

2)      Penambahan fonem, penambahan fonem nasal /m, n, ng, dan nge/ antara prefiks dan bentuk dasar.
Contoh: - Nasal /m/ à konsonan /b/
{pe-} + {baca} = pembaca
                                     = pembacaan {pe-an}
             {pe-} + {buru} = pemburu
                                    = pemburuan {pe-an}
-          Nasal /n/ à konsonan /d/
{pe-} + {duga} = penduga
                       = pendugaan
-          Nasal /ng/ à konsonan /g, h, kh, a, l, u, e, dan o/
{pe-} + {gali} = penggali
                     = penggalian
-          Nasal /nge/ à apabila bentuk dasarnya berupa bentuk dasar satu suku. Contoh:
{pe-} + {bom} = pengebom
                        = pengeboman
{pe-} + {cat}     = pengecat
                        = pengecatan
3)      Peluluhan fonem, terjadi apabila prefiks {pe-} diimbuhkan pada bentuk dasar yang diawali dengan konsonan tak bersuara /s, k, p, t/ diluluhkan menjadi /ny/.
Contoh:
{pe-} + {saring} = penyaring à penyaingan {pe-an}
{pe-} + {siram} = penyiram à penyiraman {pe-an}

d.      Prefiksasi {per-} dan konfiksasi {per-an}
Morfofonemik dalam pengimbuhan prefiks {per-} dan konfiks {per-an} dapat berupa:
1)      Pelepasan fonem /r/, apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /r/, atau suku pertamanya /er/. Contoh:
{per-} + {ringan} = peringan à peringanan
{per-} + {rindu} = perindu
2)      Perubahan fonem /r/ menjadi /l/, hanya terjadi pada kata ajar. Contoh: {per-} + {ajar} = pelajar
3)      Pengekalan fonem /r/, apabila bentuk dasarnya bukan yang disebutkan pada point a dan b. contoh:
{per-} + {miskin} = permiskin
{per-} + {cepat}  = percepat
e.      Sufiksasi {–an}
1)      Pemunculan fonem, pemunculan bunyi /w, y, glotal/  yang dihasilkan dari dua fonem. Contoh: {tepi} + {-an} = tepian à tepiyan
           {satu} + {-an} = satuan à satuwan
2)      Pergeseran fonem, terjadi apabila sufiks {-an} diimbuhkan pada bentuk dasar yang berakhir dengan sebuah konsonan. Contoh:
{jawab} + {-an} = jawaban à ja.wa.ban
{lompat} + {-an} = lompatan à lom.pa.tan

f.        Prefiksasi {ter-}
1)      Pelepasan fonem dapat terjadi apabila prefiks {ter-} itu diimbuhan pada bentuk dasar konsonan /r/. contoh:
{ter-} + {rakus} = terakus
{ter-} + {ringan} = teringan
2)      Perubahan fonem /r/ pada prefik {ter-} menjadi fonem /l/. contoh:
{ter-} + {anjur} = telanjur
3)      Pengekalan fonem /r/  pada prefiks {ter-} tetap menjadi /r/ apabila diimbuhkan pada bentuk dasar yang bukan pada a dan b.
Contoh:
            {ter-} + {larang} = terlarang
            {ter-} + {pedih} = terpedih

3.      Bentuk Nasal dan Tak Bernasal
a.      Kaitan dengan tipe verba
1.      Nasal tidak akan muncul apabila bentuk dasarnya mulai dengan fonem /l,r,w,y,n,ng/. Contoh:
-          Meloncat, peloncat, perloncatan
-          Merawat, perawat, perawatan
-           Menanti, penanti, penantian
2.      Akan muncul nasal /m/ bila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /b, p, dan f/. Contoh:
-          Memilih, pemilih, pemilihan à dasar ‘pilih’
-          Memfitnah, pemfitnah, pemfitnahan à dasar ‘fitnah’
3.      Akan muncul nasal /n/ bila bentuk dasarnya mulai dengan fonem /d, t/. Contoh:
-          Mendengar, pendengar, pendengaran à ‘dengar’
-          Mendapat, pendapat, pendapatan à ‘dapat’
4.      Akan muncul nasal /ny/ bila bentuk dasarnya mulai dengan fonem /s,c, dan j/. Contoh:
-          Menyakiti, penyakit, penyakitan à sakit
-          Menycuri, penycuri, penycurian à curi
5.      Akan muncul nasal /ng/ bila bentuk dasarnya diawali dengan fonem /k, g, h, kh, a, l, u, e, dan o/. Contoh:
-          Menggali, penggali, penggalian àgali
-          Mengirim, pengirim, pengiriman à kirim
6.      Akan muncul nasal /nge/ apabila bentuk dasarnya berupa kata ekasuku. Contoh:
-          Mengetik, pengertik, pengetikan à ketik
-          Mengebom, pengebom, engeboman à bom
b.      Kaitan dengan upaya pembentukan istilah
Dalam peristilahan olahraga sudah ada istilah petinju (yang diturunkan dari verba bertinju) sebagai salah satu profesi, yang berbeda dengan bentuk peninju (yang diturunkan dari verba meninju) yang bukan menyatakan profesi. Lalu, berdasarkan bentuk petinju dibuat istilah-istilah dalam bidang olahraga seperti petembak (bukan penembak) (Chaer, 2015: 60).
-              Pesuruh
-          Penyuruh
-              Petatar
-          Penatar
-              Pesuluh
-          Penyuruh
Bermakna “yang di(dasar)”                            bermakna “yang me(dasar)”
c.       Kaitan dengan upaya semantik
Untuk memberi makna tertentu bentuk yang seharusnya tidak bernasal diberi nasal. Umpamanya, bentuk mengkaji dalam arti ‘meneliti’ dibedakan dengan bentuk mengaji yang berarti ‘membaca Alquran’; bentuk pengrajin dalam arti ‘usaha kegiatan di rumah’, dibedakan dengan perajinan dalam arti ‘orang yang rajin’ (Chaer, 2015: 61).

Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia Pendekatan Proses. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komposisi dalam Bahasa Indonesia

Klasifikasi Kelas Kata: Terbuka dan Tertutup

Afiksasi Pembentukan Verba