Klasifikasi Kelas Kata: Terbuka dan Tertutup


Klasifikasi Kelas Kata: Terbuka dan Tertutup

A.    Kelas Terbuka
Kelas-kelas terbuka adalah kelas yang keanggotaanya dapat bertambah atau berkurng sewaktu-waktu berkenaan dengan perkembangan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat penutur suatu bahasa. Kelas kata yang termasuk kelas terbuka ialah kelas verba, nomina, dan adjektifa.
Contoh: 
            Menggalakkan             kelas verba yang baru ada setelah adanya perkembangan
            Memonitori
Komputer                    kelas nomina yang baru ada setelah adanya perkembangan
Sinetron

      Anggota dari ketiga kelas terbuka ini, yaitu nomina, verba, dan ajektifa dapat dilihat karakternya, serta dapat diperbandingkan satu sama lain dari anggota kelas adverbia yang dapat mendampingi anggota ketiga kelas tersebut. Anggota kelas adverbial itu menyatakan makna atau konsep negasi, frekuensi (kekerapan), jumlah, komparasi, kala (tenses), perfeksi (keselarasan), keharusan, dan kepastian (Chaer, 2015: 65).

1.      Nomina
Ciri utama nomina dilihat dari adverbia pendampingnya adalah kata yang termasuk kelas nomina.
a.       Tidak dapat didahului oleh adverbia negasi tidak.
b.      Tidak dapat didahului oleh adverbia derajat (agak, paling, sangat, dll.)
c.       Tidak didahului oleh adverbia keharusan wajib.
Contoh:
            Kucing
            Pensil                           termasuk nomina, karena kata-kata tersebut tidak bisa
Meja                            didahului oleh *tidak, *agak; dll, dan *wajib.
Rumah
Komputer
d.      Dapat didahului oleh adverbial yang menyatakan jumlah, seperti satu, sebuah, sebatang dan sebagainya.
Contoh:
            Sebatang pensil
            Seekor kucing
e.                    →Dari segi afiks             berprefiks à {pe-} dan {per-}
Berkonfiks à {pe-an}, {per-an}, dan {ke-an}
Bersufiks  à {-an}
2.      Verba
Ciri utama verba dilihat dari adverbia pendampingnya adalah kata yang termasuk kelas verba.
a.       Dapat didampingi adverbial negasi tidak dan tanpa.
b.      Dapat didampingi semua adverbial frekuensi. (sering, jarang, kadang-kadang)
c.       Tidak dapat didampingi oleh kata bilangan dengan penggolongannya.
d.      Tidak dapat didampingi oleh semua adverbial derajat. (sudah, sedang, tengah, lagi)
e.       Dapat didampingi oleh semua adverbial kala/tenses.
f.       Dapat didampingi oleh semua adverbial keselesaian. (belum, baru, sedang, sudah)
g.      Dapat didampingi oleh semua adverbial keharusan.
h.      Dapat didampingi oleh semua adverbial kepastian. (pasti, tentu, mungkin, barangkali)

3.      Ajektifa
Ciri utama ajektifa atau kata keadaan dilihat dari adverbia pendampingnya adalah kata yang termasuk kelas ajektifa.
a.       Tidak dapat didampingi oleh adverbial frekuensi sering, jarang dan kadang-kadang.
b.      Tidak dapat didampingi oleh adverbia jumlah.
c.       Dapat didampingi oleh semua adverbial derajat.
d.      Dapat didampingi oleh adverbial kepastian pasti, tentu, mungkin, dan barangkali.
e.       tidak dapat diberi adverbial kala (tenses) hendak dan mau  (Chaer, 2015: 65-82).

B.     Kelas Kata Tertutup
Kelas kata tertutup adalah kelas kata jumlah keanggotaanya terbatas dan tidak tampak kemungkinan untuk bertambah atau berkurang. Kelas kata Yang termasuk kelas kata tetutup adalah kelas adverbia, kelas preposisi, kelas konjungsi, kelas artikula, dan kelas interjeksi.
A.    Adverbia
Adverbia lazim disebut kata keterangan atau kata keterangan tambahan. Fungsinya adalah menerangkan kata kerja, kata sifat, dan jenis kata lainnya. Adverbia disebut juga kata-kata yang bertugas mendampingi nomina, verba, dan ajektifa. Adverbia pada umumnya berupa bentuk dasar. Sedikit sekali yang berupa kata bentukan.
B.     Pronomina
Pronomina lazim disebut kata ganti karena tugasnya memang menggantikan nomina yang ada. Secara umum dibedakan menjadi empat macam pronomina yaitu:
·         Pronomina persona (kata ganti diri)
-          Kata ganti diri orang pertama tunggal (saya, aku, beta), orang pertama jamak (kami kita)
-          Kata ganti diri orang kedua tunggal (kamu, engkau), orang kedua jamak (kalian kamu sekalian)
-          Kata ganti diri orang ketiga tunggal (ia, dia, nya), orang ketiga jamak (mereka)
·         Pronomina demostrativa ( kata ganti penunjuk). (ini dan itu)
·         Pronomina interogatifa (kata ganti tanya). (apa, siapa, kenapa, mengapa, berapa, bagaimana, dan mana.)
·         Pronomina tak tentu
C.    Numeralia
1)      Kata bilangan atau numeralia adalaha kata-kata yang menyatakan bilangan, jumlah, nomor, urutan dan himpunan. Menurut bentuk dan fungsinya dikenal adanya kata bilangan utama (satu, dua, lima), bilangan genap (dua, empat dua belas), bilangan ganjil (tiga, lima, tujuh), bilangan bulat, bilangan pecahan, bilanan tingkat (pertama, kedua) dan kata bantu bilangan.
2)      Kata bantu bilangan. Kata bantu bilangan disebut juga kata penjodoh bilangan, atau kata penggolong bilangan atau kata-kata yang digunakan sebagai tanda pengenal nomina tertentu dan ditempatkan di antara kata bilangan dengan nominanya. Yang termasuk dalam kata bantu bilangan adalah: ekor, buah, batang, helai, butir, biji, pucuk, bilah, mata, tangkai, kuntum, tandan, carik, kaki, pasang, dan rumpun.
D.    Preposisi
Preposisi atau kata depan adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina dengan verba di dalam suatu klausa.
E.     Konjungsi
Konjungsi atau kata pengubung adalah kata-kata yang menghubungkan satuan-satuan sintaksis, baik antara kata dengan kata, antara frase dengan frase, antara klausa dengan klausa atau antara kalimat dengan kalimat.
F.     Artikula
Artikula atau kata sandang adalah kata-kata yang berfungsi sebagai penentu atau mendefinisikan sesuatu nomina, ajektifa, atau kelas lain. Artikula dalam bahasa Indonesia adalah si, sang.
G.    Interjeksi
Interjeksi adalah kata-kata yang mengungkapkan perasaan batin misalnya karena kaget, marah, terharu, kangen, kagum, sedih, dan sebagainya. Interjeksi terbagi menjadi dua yaitu:
-          Interjeksi yang berupa kata singkat (wah!, hai!, oi!, oh, nah!, hah?!)
-          Interjeksi yang terdiri dari kata-kata biasa (aduh, celaka, gila, kasihan, bangsat, astaga. Alhamdulillah, Masyaallah dsb).
H.    Partikel
Partikel dalam bahasa Indonesia antara lain adalah kah, lah, tah, dan pun. Partikel ini berfungsi sebagai penegas dalam penuturan.

Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia Pendekatan Proses. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komposisi dalam Bahasa Indonesia

Afiksasi Pembentukan Nomina