Komposisi dalam Bahasa Indonesia
Komposisi adalah proses pengabungan
dasar dengan dasar (biasanya berupa akar maupun bentuk berimbuhan) untuk
mewadahi suatu ‘konsep’ yang belum tertampung dalam sebuah kata. Contoh: kata
‘merah’, yaitu salah satu warna. Namun, dalam kehidupan warna merah itu tidak
semacam, ada warna mewah darah, merah delima, merah jambu, dan sebagainya
(Abdul Chaer, 2008: 208).
A. Komposisi dalam peristilahan
Untuk
pembicaraan komposisi, Fokker (1951) menggunakan istilah kelompok kata, yang
dibedakan atas kelompok longgar dan kelompok erat. Dengan kelompok longgar
dimaksudkan untuk kelompok kata yang hubungan atara unsur-unsurnya bersifat
tidak mengikat.
Dalam
pembicaraan komposisi C.A. Maes (1957) menggunakan istilah kata majemuk dan
aneksi. Dengan istilah kata majemuk dimaksudkan untuk gabungan kata yang
memiliki makna idiomatik. Persis sama dengan yang digunakan Alisyahbana.
Sedangkan istilah ineksi dimaksud untuk menyebut gabungan kata yang maknanya
masih dapat ditelusuri secara gramatikal, seperti lukisan yusisf memiliki makna
“lukisan milik yusuf” atau “ lukisan buatan yususf”. Jadi C.A. Mees menggunakan
istilah kata majemuk untuk komposisi yang bermakna idiomatik, dan aneksi untuk
komposisi yang bukan bermakna idiomatik.
B. Aspek semantik komposisi
Sudah
disebutkan di muka bahwa tujuan utama membentuk komposisi adalah untuk
menampung atau mewadai konsep-konsep yang ada dalam kehidupan kita tetapi belum
ada wadahnya dalam bentuk sebuah kata.
Konsep-konsep ini dapat dibedakan adanya lima macam komposisi yaitu:
1. Komposisi yang menampung konsep-konsep yang
digabungkan sederajat, sehingga membentuk komposisi yang koordinatif. Makna
gramatikal hasil penggabungan koordinatif bisa ‘dan’ bisa juga ‘atau’
tergantung pada konteks kalimatnya, bisa juga bermakna idiomatic.
Contoh:
-
Baca tulis ‘baca
dan tulis’
-
Pulang pergi
‘pulang dan pergi’
-
Makan pakai
‘makan dan pakai’
2. Komposisi yang menampung konsep-konsep yang digabung tidak
sederajat, sehingga melahirkan komposisi yang subordinatif. Dalam komposisi ini
unsur pertama merupakan unsur utama dan unsur kedua merupakan unsur penjelas. Contoh:
-
{Sate}+{Madura} à Sate Madura (sate yang berasal dari madura)
-
{Sate}+{Lontong}
à Sate lontong (sate dengan campuran lontong)
3. Komposisi yang menghasilkan istilah, yakni yang
maknanya sudah pasti, sudah tentu, meskipun bebas dari konteks kalimatnya,
karena istilah dalam komposisi ini tidak ditentukan oleh hubungan kedua unsurnya,
melainkan ditentukan oleh keseluruhannya.
a. Istilah olahraga:
·
Tolak peluru,
angkat besi, terjun payung, terbang layang, belap sepeda.
b. Istilah linguistik
·
Fonem vokal,
morfem bebas, frase endosentik, klausa verbal, kalimat inti.
c. Istilah politik
·
Suaka politik,
hak angket, hak pilih, hak prerogative, siding paripurna.
d. Istilah pendidikan
·
Buku ajar, tahun
ajar, guru bantu, model pembelajaran, tenaga kependidikan.
e. Istilah agama (islam)
·
Hadis sahih,
ayat kursi, ayat kursi,wali hakim, zakat fitra,ibadah haji.
4. Komposisi pembentuk idiom, yakni pengagbungan dasar
dengan dasar yang diprediksi makna idiomatik, yaitu makna yang tidak dapat
diprediksi secara leksikal maupun gramatikal. Contoh:
-
Memeras keringan
‘bekerja keras’
-
Membanting
tualng ‘bekerja keras’
-
Menjual gigi
‘tertawa keras-keras’
-
Beratap seng
‘sudah tua’
-
Bau kencur
‘(masih) kanak-kanak’
5. Komposisi yang menghasilkan nama, yakni yang mengacu
pada sebuah wujud dalam dunia nyata. Contoh: Griya Matraman, Stasiun Gambir dan
Selat Sunda.
C. Pengembangan komposisi
Maksud
utama pembentukan komposisi adalah untuk mewadahi konsep-konsep yang ada dalam
kehidupan nyata tetapi belum ada kosakatanya dalam bentuk tunggal. Pada tahap
awal tentunya komposisi baru berupa penggabungan duah buah dasar, seperti dasar
kereta dengan dasar api menjadi komposisi kereta api. Namun dengan
berkembangnya teknologi dan budaya kereta api dapat di gabungkan lagi dengan
dasar ekspres sehingga menjadi kereta ekspres (Abdul Chaer, 2008: 215).
2.
Komposisi
Nominal
Komposisi
nominal adalah komposisi yang pada satuan klausa berkategori nominal (Abdul
Chaer, 2008: 216).
Contoh:
-
Kakek nenek pergi berlebaran
N N
-
Mereka memakai baju baru
N N
Komposisi nomina dapat
dibentuk dari dasar:
1. Nomina+nomina, seperti kakek nenek, meja kayu.
2. Nomina+verba, seperti meja makan, buku ajar
3. Nomina+ajektiva, seperti guru muda, mobil kecil
4. Abverbia+nomina,seperti bukan uang, banyak buaya,
beberapa murid.
a) Komposisi nominal bermakna gramatikal
Makna gramatikal adalah
makna yang muncul dalam proses penggabungan dasar dengan dasar dalam
pembentukan sebuah komposisi. Makna gramatikal yang muncul dalam proses
pembentukan komposisi nominal antara lain adalah makna yang menyatakan:
Menyatakan gabungan
biasa sehingga di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dan. Makna
grametikal “gabungan biasa” ini akan terjadi apabila kedua unsurnya memiliki
komponen makna:
a. (+pasangan antonym relasional) Contoh: Ayah ibu
b. (+anggota dari satu medan makna) Contoh: Topan badai
b) Komposisi nominal bermakna idiomatik
Ada sejumlah komposisi nominal
memiliki makna idiomatik, baik berupa idiom penuh maupun berupa idiom sebagian.
Yang berupa idiom penuh artinya, seluruh komposisi itu memiliki makna yang
tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun secara gramatikal. Contoh:
-
Orang tua, dalam
arti “ayah ibu”
-
Kambing hitam
dalam arti “orang yang dipersalahkan”
-
Kumis kucing
“artinya “sejenis tanaman obat
c) Komposisi nominal metaforis
Ada
sejumlah nominal yang salah satu unsurnya digunakan secara metaforis, yakni
dengan mengambil salah satu komponen makna yang dimiliki oleh unsur tersebut.
Contoh:
-
Kaki mobil
-
Catatan kaki
-
Kepala surat
d) Komposisi nominal nama dan istilah
Ada sejumlah komposisi
nominal yang berupa nama atau istilah. Sebagian nama atau istilah komposisi ini
tidak bermakna gramatikal, tidak bermakna idiomatik, juga bermakna metaforis.
Contoh:
-
Nama :
Hotel Indonesia
IKIP Jakarta
Apotik Rini
-
Istilah :
Buku ajar
Lepas landas
Suku cadang
e) Komposisi nominal dengan adverbial
Makna komposisi jenis
ini ditentukan oleh makna leksikal dari kata abverbia itu. Abverbia yang mendampingi
nominal adalah abverbia yang menyatakan negasi, yaitu bukan, tiada, dan tanpa
dan abverbia yang menyatakan jumlah, yaitu beberapa, banyak,sedikit, sejumlah,
jarang, kurang. Contohnya :
-
bukan anjing
-
tiada air
-
tanpa uang
3. Komposisi Verbal
Yang dimaksud dengan
komposisi verba adalah komposisi yang pada satuan klausa berkategori verbal
(Abdul Chaer, 2008 : 225). Contoh:
-
Mereka menyanyi
menari sepanjang malam
Sebagai pengisi fungsi
predikat komposisi menyanyi menari dan datang menghadap kategori verba,
komposisi dapat di bentuk dari dasar:
a. Verba+verba, seperti menyanyi dan menari
b. Verba+nomina seperti gigit jari
c. Verba+ajektifa, seperti lompat tinggi
d. Abverbia+verba seperti sudah makan
4. Komposisi Ajektival
Yang
dimaksud komposisi ajektival adalah komposisi yang ada pada satuan klausa,berktegori
ajektiva (Abdul Chaer, 2008: 231). Contoh:
-
Gadis yang
cantic molek itu duduk termenung
-
Kaya miskin di
hadapan Allah sama saja
Daftar Pustaka:
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Komentar
Posting Komentar