Afiksasi Pembentukan Verba


Afiksasi: Pembentukan Verba

            Menurut Abdul Chaer (2008) afik-afiks pembentuk verba ada tiga belas antara lain : prefiks ber-, konfiks dan klofiks ber-an, klofiks ber-kan, sufiks –kan, sufiks –i, prefiks per-, konfiks per –kan, konfiks per –i, prefiks me-, prefiks di-, prefiks ter, prefiks ke-, prefiks ke-an.
a)      Verba berprefiks ber-
Bentuk dasar dalam pembentukan verba dengan prefiks ber- dapat berupa:

Morfem dasar terikat
Juang à berjuang
Tempur àbertempur
Tikai à bertikai
Henti à berhenti
Morfem dasar bebas
Main à Bermain
Lari à berlari
Kerja à bekerja
Syukur à bersyukur
Bentuk turunan berafiks
Berpendapatan, berpakaian
ber – pendapat – an



Bentuk turunan reduplikasi
Berlari-lari à lari + P à {ber-} + lari lari
Berjingkat-jingkat à jingkat + P à {ber-}
Bentuk turunan hasil komposisi
Bertatap muka à tatap muka
Berjual beli à jual beli

Makna gramatikal verba berprefiks ber- yang perlu dicatat, antara lain yang menyatakan :
a.      Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mempunyai (dasar)’ atau ‘ada (dasar)nya’
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+benda), (+umum), (+milik) dan (+bagian). Contoh:
Berayah-ibu --- mempunyai orang tua.
Berumah --- memiliki rumah.
Berjendela --- ada jendelanya.
b.      Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘memakai’ atau ‘mengenakan’
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen makna (+pakaian) atau (+perhiasan). Contoh:
Bertopi --- memakai topi.
Berjilbab --- memakai jilbab.
Berbaju --- memakai baju.
c.       Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengendarai’, ‘menumpang’ atau ‘naik’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+kendaraan). Contoh:
Bersepeda --- mengendarai sepeda.
Bermotor --- menaiki motor.
Berangkot --- naik angkot à bentuk belum lazim, tetapi dapat diterima secara gramatikal
d.      Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘berisi’ atau ‘mengandung’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+benda), (+dalaman) atau (+kandungan). Contoh:
Berminyak -- mengandug minyak.
Berair -- mengandung air.
Berbakteri -- mengandung bakteri.
e.       Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengeluarkan’ atau ‘menghasilkan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+benda), (+hasil) atau (+keluar). Contoh:
Berproduksi -- mengeluarkan produksi.
Bertelur -- mengeluarkan telur.
Berliur -- mengeluarkan air liur.
f.       Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′mengusahakan′ atau ′mengupayakan′
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+bidang usaha). Contoh:
Bercocok tanam -- mengusahakan cocok tanam.
Berternak -- mengusahakan ternak.
Berladang -- mengerjakan ladang.
g.      Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′melakukan kegiatan′
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+benda) dan (+kegiatan). Contoh:
Berdebat -- melakukan debat.
Berekreasi -- melakukan rekreasi.
Berdoa – melakukan doa.
h.      Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′mengalami′ atau ′berada dalam keadaan′
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+perasaan batin). Contoh:
Bergembira -- dalam keadaan gembira.
Berduka cita -- dalam keadaan duka cita.
Bersedih -- dalam keadaan sedih.
i.        Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′menyebut′ atau ′menyapa′
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+kerabat) dan (+sapaan). Contoh:
Berabang --- menyatakan kepada orang lain bahwa ia memiliki ‘abang’ dg menyebut ‘berabang’

j.        Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′kumpulan′ atau ′kelompok′
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+jumlah) atau (+hitungan). Contoh:
Berdua -- kumpulan dari dua orang.
Bertiga -- kumpulan dari tiga orang.
Berempat -- kumpulan dari empat orang.
k.      Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ′memberi′
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+benda) dan (+berian). Contoh:
Bersedekah -- memberi sedekah.
Berkhotbah -- memberi khotbah.
Bercerita -- memberi cerita.
l.        Verba Berkonfiks dan Berklofiks Ber-an
Verba berbentuk ber-an seperti pada kata bermunculan dan berpakaian memiliki dua macam proses pembentukan.
Proses                Konfiks – prefiks + sufiks (ditambahkan langsung)
                           Klofiks – prefiks + sufiks (tdk ditambahkan langsung)
Contoh:
Konfiks à Bermunculan --- {ber-} + muncul + an
Klofiks à Berpakaian --- {ber-} + Pakaian
                                           Pakai + {-an}

* Ber-an sebagai konfiks memiliki satu makna, sednagkan ber-an sebagai klofiks memiliki makna sendiri-sendiri.
            *Makna gramatikal verba berkonfiks ber-an adalah:
1)      Banyak serta tidak teratur
2)      Saling atau berbalasan
3)      Saling berada

m.    Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal ‘banyak serta tidak teratur’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan), (+sasaran), (+gerak). Contoh:
Berlarian -- banyak yang berlari dan tidak teratur.
Bermunculan -- banyak yang muncul dan tidak teratur.
n.      Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal ‘saling’ atau ‘berbalasan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan), (+sasaran), (+gerak). Contoh:
Bermusuhan -- saling memusuhi
Bertangisan -- saling menangis
Bersentuhan -- saling bersentuhan
o.      Verba berkonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal ‘saling berada di’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+benda), (+letak), (+tempat). Contoh:
Bersebelahan -- saling berada disebelah.
Berseberangan -- saling berada diseberang
b)     Verba Berklofiks Ber-kan
Prefiks {ber-} dan sufiks {-kan} pada verba {ber-kan} memiliki maknanya masing-masing.
Bersenjatakan --- {ber-} + senjatakan
menggunakan senjata akan (clurit)

Bermodalkan
Beristrikan
Bersuamikan

Bermodalkan
Berlandaskan
Bertuhankan
                                                                                                                                                       (sumber: A. Caher. 2015:116)
c)      Verba Bersufiks –kan
Sufiks {–kan}, bila diimbuhakan pada dasar yang memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran) akan membentuk verba bitransitif, yaitu verba yang berobjek dua. Bila diimbuhkan pada dasar yang lain, sufiks {–kan} akan membentu pangkal (stem) yang menjadi dasar dalam pembentukan verba inflektif.
Verba bersufiks {–kan} digunakan dalam:
1)      Kalimat imperative. Contoh:
·         Lemparkan bola itu kesini!
·         Tuliskan namamu disini!
2)      Kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba, dan subjeknya menjadi sasaran tindakan. Contoh:
·         Rumah itu baru kami dirikan.
·          Jembatan itu akan mereka robohkan,
3)      Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku + verba. Contoh:
·         Uang yang baru kami terima sudah habis.
·         Kami melewati daerah yang sudah mereka amankan.
Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal:
        i.            Verba bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘menjadi’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan) atau (+sifat khas). Contoh:
·         Tenangkan, artinya ‘jadikan tenang’.
·         Putuskan, artinya ‘jadikan putus’.
      ii.            Verba bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan berada di’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tempat) atau (+arah). Contoh:
·         Pinggirkan, artinya ‘jadikan berada di pinggir’.
·         Daratkan, artinya ‘jadikan berada di darat’.
    iii.            Verba bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan untuk orang          lain’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran). Contoh:
·         Ambilkan, artinya ‘lakukan ambil untuk (orang lain)’.
·         Bacakan, artinya ‘lakukan baca untuk (orang lain)’.
    iv.            Verba bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan akan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran). Contoh:
·         Lemparkan, artinya ‘lakukan lempar akan’.
·         Hapuskan, artinya ‘lakukan hapus akan’.
      v.            Verba Bersufiks -kan memiliki makna gramatikal ‘bawa masuk ke’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ruang). Contoh:
·         Gudangkan, artinya ‘bawa masuk ke gudang’.
d)     Verba Bersufik –i
Verba bersufiks -i adalah verba transitif, yang berlaku juga sebagai pangkal (stem) dalam pembentukan verba inflektif. Verba bersufiks -i digunakan dalam
1.      Kalimat imperative. Contoh:
·         Mari kita hampiri anak itu!
·         Lompati saja pagar itu.
2.      Kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba, dan subjeknya menjadi sasaran perbuatan. Contoh :
·         Kemarin beliau sudah kami hubungi.
·         Gurumu itu mesti kamu hormati dengan baik.
3.      Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku + verba.
·         Desa yang akan kita kunjungi berada di balik bukit.

Verba bersufiks -i memiliki makna gramatikal:
        i.            Verba bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘berulang kali’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran). Contoh:
·         Pukuli, artinya ‘pekerjaan pukul dilakukan berulang kali’.
·         Lempari, artinya ‘pekerjaan lemoar dilakukan berulang kali’.
      ii.            Verba bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘tempat’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tempat). Contoh:
·         Duduki, artinya ‘ duduk di…’.
·         Datangi, artinya ‘datang di…’.
    iii.            Verba bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘merasa sesuatu pada’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+sikap batin) atau (+emosi). Contoh:
·         Kasihi, artinya ‘merasa kasih pada’.
·         Takuti, artinya ‘merasa takut pada’.
    iv.            Verba bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘beri atau bubuh pada’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+bahan berian). Contoh:
·         Garami, artinya ‘beri garam pada’.
·         Nasihati, artinya ‘beri nasihat pada’.
      v.            Verba bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘jadikan atau sebabkan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan) atau (+sifat). Contoh:
·         Lengkapi, artinya ‘jadikan lengkap’.
·         Cukupi, artinya ‘jadikan cukup’.
    vi.            Verba bersufiks -i memiliki makna gramatikal ‘lakukan pada’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+tempat). Contoh:
·         Tulisi, artinya ‘lakukan tulis pada’.
e)      Verba Berprefiks per-
Verba berprefiks per- adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif. Verba inflektif dapat digunakan dalam:
1.      Kalimat imperatif, misalnya:
·         Persingkat bicaramu!
·         Perpanjang dulu KTP –mu ini!
2.      Kalimat pasif yang berpola: (aspek) + pelaku + verba, misalnya:
·         Penjagaan akan kami perketat nanti malam.
3.      Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + aspek + pelaku + verba, misalnya:
·         Saluran yang telah kami perdalam kini telah dangkal lagi.
Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal :
        i.            Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal ‘jadikan lebih’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan) atau (+situasi). Contoh:
·         Pertinggi, artinya ‘jadikan lebih tinggi’.
      ii.            Verba beprefiks per- memiliki makna gramatikal ‘anggap sebagai’ atau ‘jadikan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ sifat khas). Contoh:
·         Perbudak, artinya ‘anggap sebagai budak’.
    iii.            Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal ‘bagi’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ jumlah) atau (+ bilangan). Contoh:
·         Perdua, artinya ‘bagi dua’.
f)       Verba Berkonfiks per-kan
Verba berkonfiks per-kan adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif (berprefiks me-, di- atau ter-).verba berkonfiks per-kan digunakan dalam:
1.      Kalimat imperative. Misalnya:
·         Persiapkan dulu bahan-bahannya!
·         Jangan perdebatkan lagi masalah itu!
2.      Kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba. Misalnya:
·         Masalahmu itu akan kami pertanyakan lagi.
3.      Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku. Misalnya:
·         Tarian yang sudah mereka pertunjukkan akan diulang lagi.

Verba berprefiks per-kan memiliki makna gramatikal :
        i.            Verba berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan bahan per-an’

Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ kegiatan). Contoh:
·         Perdebatkan, artinya ‘jadikan bahan perdebatan’,
      ii.            Verba berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan supaya (dasar)’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan). Contoh:
·         Persamakan, artinya ‘lakukan supaya sama’.
·         Pertegaskan, artinya ‘lakukan supaya tegas’.
    iii.            Verba berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan me-’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ tindakan). Contoh:
·         Perdengarkan, artinya ‘jadikan (orang lain) pendengar.
·         Perlihatkan, artinya ‘jadikan (orang lain) melihat’.
    iv.            Verba berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan ber-’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ kejadian).
·         Pertemukan, artinya ‘jadikan bertemu’.
g)      Verba Berkonfiks per-i
Verba berkonfiks per-i adalah verba yang dapat menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif (berfprefiks me-inflektif, di-inflektif atau ter-inflektif). Verba berkonfiks per-i digunakan dalam:
1.      Kalimat imperative. Contoh:
·         Perbaiki dulu sepeda ini!
2.      Kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku + verba. Contoh:
·         Mobil itu  baru kita perbaiki.
3.      Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola: yang + (aspek) + pelaku + verba. Contoh:
·         Rumah yang baru kami perbaiki terkena gempa
              
Verba berprefiks per-kan memiliki makna gramatikal :
        i.            Verba berkonfiks per-i memiliki makna gramatikal ‘lakukan supaya jadi’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ keadaan). Contoh:
·         Perbarui artinya ‘lakukan supaya jadi baru’.
      ii.            Verba berkonfiks per-i memiliki makna gramatikal ‘lakukan (dasar) pada objeknya’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+lokasi). Contoh:
·         Persetujui, aritnya ‘lakukan setuju pada objeknya’.
h)     Verba Berprefiks {meN-}
·         Alomorf {me-}
Fonem
Alomorf
Kata
/r/
{me-}
Merawat
/l/
Melolong
/w/
Mewariskan
/y/
Meyakinkan
/m/
Memasuki
/n/
Menaiki
/nya/
-
/ng/
-

·         Alomorf {mem-}
Fonem
Alomorf
Kata
/b/
{mem-}
Membeku
/p/
- Memakai–‘p’ [lebur]
- Mempedulikan
/f/
Memfasilitasi
/v/
memvetokan



·         Alomorf {men-}  
Fonem
Alomorf
Kata
/d/
{men-}
Menduda
Mendustai
/t/
Menendang—‘t’ [lebur]
Menulis—‘t’ [lebur]

·         Alomorf {meny-}---berlaku dalam pengucapan
Fonem
Alomorf
Kata
/c/
{meny-}
Mencurià menycuri
/j/
Menjauh à menyjauh
/s/
Menyakitià sakit—‘s’ [lebur]

·         Alomorf {meng-}
Fonem
Alomorf
Kata
/g/
{meng-}
Menggali
/h/
Menghindar
/kh/
Mengkhususkan
/a/
Mengambil
/z/
-
/u/
Menguntungkan
/e/
Mengekor
/o/
Mngobati

j)  Verba berprefiks {di-}
      Ada dua macam verba berprefiks di-, yaitu verba berprefiks di- derivative.
                                i.            Verba berprefiks di- inflektif
            Adalah verba pasif. Tindakan dari verba berprefiks me- inflektif. Maka gramatikalnya adalah kebalikan dari bentuk aktif verba berprefiks me- inflektif.
                              ii.            Verba berprefiks di- derivatif à Sejauh data yang diperoleh hanya ada kata dimasud, yang lain tidak ada.
k)   Verba berprefiks {ter-}
Ada dua macam verba berprefik ter- yaitu verba berprefiks ter-derifatif dan verba berprefiks ter- derifatif.
                               I.            Verba berprefiks ter- inflektif
            Adalah verba pasif keadaan dari verba berprefiks me- inflrktif makna gramatikal verba berprefiks ter- inflrktif, selain sebagai kebalikan pasif keadaan dari verba berprefiks me- infektif, juga memiliki makna gramatikal:
·         Dapat / sanggup [memiliki komponen makna (+ sasaran)] Contoh: Terangkat, artinya ‘dapat diangkat’
·         Tidak sengaja [memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (+sasaran)] Contoh: Terangkat, artinya ‘tidak sengaja terangkat’
·         Sudah terjadi [memiliki komponen makna (+ kejadian)] Contoh: Teringat, artinya ‘tiba-tiba ingat’
              Terjerembab, artinya ‘tiba-tiba jerembab’.
l)    Verba Berprefiks {ke-}
      Verba berprefiks {ke-} digunakan dalam bahasa ragam tidak baku. Fungsi dan makna gramatikalnya sepadan dengan verba berprefiks {ter-}. Jadi, bentuknya sebagai berikut:
Kebaca
Ketipu
Ketabrak
Kebawa
ketangkap

Sepadan dengan
Terbaca
Tertipu
Tertabrak
Terbawa
Tertangkap
          (sumber: A. Caher. 2015:142)
 m)         Verba berkonfiks {ke-an}
Verba konfiks {ke-an} termasuk verba pasif, yang tidak dapat dikembalikan kedalam verba aktif, seperti verba pasif {ter-}. Makna gramatikal yang dimilikinya adalah: (1) Terkena, menderita atau mengalami. (2) Agak bersifat.

i.                    Makna gramatikal ‘terkena, menderita, mengalami (dasar)’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ peristiwa alam) atau (+ hal yang tidak enak). Contoh:
·         Kebanjiran, artinya ‘terkena banjir’
·         Kecopetan, artinya ‘terkena copet’.
ii.                  Makna gramatikal ‘agak (dasar)’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ warna). Contoh:
·         Kehijauan, artinya ‘agak hijau’
·         Kebiruan, artinya ‘agak biru’
Catatan:
Di dalam pemakaian lazim disertai dengan nama warna lain didepannya  dan bentuk reduplikasi. Contoh:
·         Hijau kekuningan atau hijau kekuning-kuningan.


DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia: pendekatan proses. Jakarta: Rineka Cipta.
Muslich, Masnur. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah Tata Bahasa Deskriptif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Komposisi dalam Bahasa Indonesia

Klasifikasi Kelas Kata: Terbuka dan Tertutup

Afiksasi Pembentukan Nomina