Identifikasi Morfem
Identifikasi Morfem
Satuan bahasa merupakan
komposit antara bentuk dan makna. Oleh karena itu, untuk menetapkan sebuah
bentuk adalah morfem atau bukan didasarkan pada kriteria bentuk dan makna.
a.
Morf
Dalam
kajian morfologi, morf berarti bentuk yang belum diketahui statusnya, apakah
sebagai morfem atau sebagai alomorf. Jadi, sebenarnya wujud fisik morf adalah
sama dengan wujud fisik alomorf (Chaer, 2015:16).
Contoh:
{meN-}, {peN-}
b.
Morfem
Morfem
merupakan abstraksi dari alomorf atau alomorf-alomorf yang ada. Pada pembahasan
sebelumnya sudah disebutkan bahwa morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang
memiliki makna. Dengan arti kata terkecil bearti “satuan” itu tidak dapat
dianalisis menjadi bagian yang lebih kecil lagi tanpa merusak maknanya (Chaer,
2015: 13).
Contoh
:
Buku (memiliki
makna)---- tidak bisa dipecah lagi
menjadi Bu (tdk bermakna) – Ku (tdk bermakna)
c.
Alomorf
Bentuk
realisasi dari morfem terikat, yaitu
{meN-}
à {men-},
{meny-}, {meng-}, {mem-} dan {menge-}
{peN-}
à {pen-},
{pem-},{peny-}
{per-}
à {ber-}, {be-},
{bel-}
d.
Kata
Kata
tunggal atau gabungan dari morfem tunggal dan morfem gabungan. Yang dapat
bermakna leksikal atau gramatikal.
e.
Jenis morfem
·
Morfem
bebas: morfem yang tanpa keterkaitannya dengan morfem lain,
dapat langsung digunakan dalam pertuturan.
Contoh: makan, minum, mandi
·
Morfem
terikat: morfem yang harus lebih dahulu bergabung dengan
morfem lain untuk dapat digunakan dalam pertututan dan memiliki arti atau
makna.
Contoh: henti, juang, à ber-henti, ber-juang
Me-,
ber- à
me-makan, ber-jalan
f.
Morfem dasar, bentuk dasar, pangkal
akar, leksem
·
Morfem
dasar
Morfem dasar biasanya digunakan sebagai
dikotomi dengan morfem afiks. Jadi, bentuk-bentuk seperti: {beli}, {juang},
{kucing} adalah bentuk morfem dasar.
·
Bentuk
dasar
Istilah bentuk dasar atau dasar (Base) biasanya digunakan untuk menyebut
sebuah bentuk yang menjadi dasar dalam suatu proses morfologi. Bentuk dasar ini dapat berupa morfem tunggal,
tetapi dapat juga berua morfem gabungan.
Contoh:
Berbicara à
terdiri dari morfem {ber-} dan morfem {bicara}, {berbicara}=bentuk dasar
·
Pangkal
(Stem)
Istilah pangkal atau stem digunakan untuk menyebut bentuk
dasar dalam proses pembentukan kata inflektif, atau pembubuhan afiks
inflektif. Dalam bahasa Indonesia proses
pembentukan kata inflektif hanya terjadi pada proses pembentukan verba
transitif.
Contoh:
Membeli à
pangkal= {beli}
Mendaratkan à pangkal= {daratkan}
Menangisi à
pangkal= {tangisi}
·
Akar
(Root)
Istilah akar digunakan untuk menyebut
bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Artinya, akar adalah bentuk
yang tersisa selama semua afiksnya ditinggalkan.
Contoh:
Memberlakukan à Afiks -- {mem}, {ber}, dan {kan}
Akar – {laku}
·
Leksem
Istilah leksem dalam kajian morfologi
digunakan untuk mewadahi konsep “bentuk yang akan menjadi kata” melalui proses
morfologi. Umpamanya bentuk PUKUL adalah
sebuah leksem yang akan menurunkan kata-kata seperti; dipukul, terpukul, pukulan, dsb.
g.
Morfem afiks
Morfem
afiks adalah morfem yang tidak dapat menjadi dasar dalam pembentukan kata,
teteapi hanya sebagai unsur pembentuk dalam proses afiksasi. Dalam bahasa
Indonesia dibedakan adanya morfem afiks yang disebut:
1) Prefiks,
yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri bentuk dasar. {ber-, me-, per-, di-, ter-,
se-, ke-}
2) Infiks,
yaitu afiks yang dibubuhkan di tengah kata. {-el-, -em-, -er-}
3) Sufiks,
adalah afiks yang dibubuhkan di kanan bentuk dasar. {-kan, -i, -an, -nya}
4) Konfiks,
yaitu afiks yang dibubuhkan di kiri dan di kanan bentuk dasar secara bersamaan
karena konfiks ini merupakan satu kesatuan afiks. {ke-an, pe-an, per-an,
se-nya}
5) Berklofiks,
yaitu kata yang dibubuhi afiks pada kiri dan kanannya, tetapi pembubuhannya itu
tidak sekaligus, melainkan bertahap. {me-kan, me-I, memper, memper-kan,
memper-i, ber-kan, di-kan, di-i, diper-, diper-kan, diper-i, ter-kan, ter-i,
ter-per, teper-kan, teper-i}.
Daftar
Pustaka
Chaer,
Abdul. 2015. Morfologi Bahasa Indonesia
Pendekatan Proses. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Komentar
Posting Komentar