Perubahan Bentuk Kata
Perubahan
bentuk kata pada umumnya terjadi karena adanya pertumbuhan dalam bahasa
sehingga dapat terjadinya perubahan pada beberapa kata kata asli.
Perubahan-perubahan bentuk kata dalam bahasa sangat lazim disebut sebagai
gejala bahasa (Chaer, 2015:101).
Terdapat
beberapa macam gejala bahasa, yakni sebagai berikut.
1. Analogi
Analogi merupakan suatu
bentukan bahasa dengan meniru kata yang sudah ada. Misalnya pada kata
pemuda-pemudi, mahasiswa-mahasiswi. Kedua bentuk kata tersebut terdapat
perbedaan fonem, yaitu fonem /a/ dan /i/ pada akhir kata. Perbedaan fonem itu
berpengaruh pada perbedaan makna. Fonem /a/ dan /i/ berfungsi menyatakan
perbedaan jenis kelamin.
2. Adaptasi
Adaptasi merupakan
perubahan bunyi dan struktur bahasa asing menjadi bunyi dan struktur yang
sesuai dengan penerimaan pendengaran dan juga ucapan lidah pada bangsa pemakai
bahasa yang dimasukinya. Terdapat dua jenis adaptasi atau penyesuaian.
1) Adaptasi
fonologis, adalah penyesuaian perubahan bunyi.
Misalnya:
-
Kata dhahir (Arab) menjadi lahir.
-
Kata kraton (Jawa) menjadi keraton.
2) Adaptasi
morfologis, adalah penyesuaian struktur bentuk kata.
Misalnya:
-
Kata prahara (Sanskerta) menjadi
perkara.
3. Kontaminasi
Kontaminasi dapat
diartikan sebagai kerancuan. Rancu berarti campur aduk atau kacau.
Pencapuradukan dua unsur bahasa yang tidak wajar, dapat berupa pencapuran
antara kata, frasa, imbuhan, atau kalimat.
Misalnya pada kata dinasionalisirkan,
dipublisirkan.
Terdapat kerancuan pada
akhiran kata tersebut. Baik akhiran {-ir} (Belanda) maupun akhiran {-kan}
memiliki fungsi yang sama yaitu membentuk kata kerja. Dinasionalisirkan berasal
dari tumpang tindih dua kata dinasionalisir dan dinasionalisasikan.
Peristiwa tersebut dinamakan kontaminasi bentukan kata.
4. Hiperkorek
Hiperkorek merupakan
proses membetulkan bentuk yang sudah betul kemudian malah menjadi salah atau
tidak baku. Misalnya:
-
Fonem /s/ menjadi /sy/;
-
Insaf menjadi insyaf
-
Saraf menjadi syaraf
-
Fonem /p/ menjadi /f/;
-
Pasal menjadi fasal
-
Paham menjadi faham
5. Varian
Gejala varian sering
kita jumpai dalam ucapan pejabat pada Era Orde Baru. Vokal /a/ pada sufiks –kan
menjadi /e/. Misalnya:
-
Diambilkan menjadi diambilken
-
Membacakan menjadi membacaken
6. Asimilasi
Asimilasi berarti
proses penyamaan atau penghampirsamaan bunyi yang tidak sama. Misalnya:
-
Alsalam > assalam > asalam
-
Mertua > menua
7. Disimilasi
Disimilasi merupakan
proses berubahnya dua buah fonem yang sama menjadi tidak sama. Misalnya:
-
Citta (Sanskerta) menjadi cipta
-
Rapport (Belanda) menjadi lapor
8. Adisi
Adisi merupakan
perubahan yang terjadi dalam suatu tuturan yang ditandai oleh penambahan fonem.
Gejala adisi dapat dibedakan menjadi tiga:
1) Protesis,
yaitu
proses penambahan fonem pada awal kata.
-
Lang menjadi elang
-
Mas menjadi emas
2) Epentesis,
yaitu proses penambahan fonem di tengah kata.
-
Racana menjadi rencana
-
Kapak menjadi kampak
3) Paragog,
proses penambahan fonem pada akhir kata.
-
Lamp menjadi lampu
-
Adi menjadi adik
9. Reduksi
Reduksi merupakan
peristiwa pengurangan fonem dalam satu kata. Gejala reduksi dapat dibedakan
menjadi tiga:
1) Aferesia,
yaitu
proses penghilangan fonem pada awal kata.
-
Telentang menjadi tentang
-
Tetapi menjadi tapi
2) Sinkop,
yaitu proses penghilangan fonem pada tengah kata.
-
Sahaya menjadi saya
-
Bahasa menjadi base
3) Apokop,
yaitu proses penghilangan fonem pada akhir kata.
-
Pelangit menjadi pelangi
-
Import menjadi impor
10. Metatesis
Metatesis merupakan
perubahan kata yang terjadi karena fonem-fonemnya bertukar tempat. Misalnya:
-
Almari menjadi lemari
-
Lebat menjadi tebal
11. Diftongisasi
Diftongisasi merupakan
proses perubahan suatu monoftong menjadi diftong. Misalnya:
-
Sodara menjadi saudara
-
Pulo menjadi pulau
12. Monoftongisasi
Monoftongisasi
merupakan proses perubahan suatu diftong menjadi monoftong. Misalnya:
-
Bakau menjadi bako
-
Tunai menjadi tune
13. Anaptiksis
Anaptiksis merupakan
proses penambahan suatu bunyi dalam suatu kata guna melancarkan ucapannya.
Misalnya:
-
Putra menjadi putera
-
Srigala menjadi serigala
14. Haplologi
Haplologi merupakan
proses penghilangan suku kata yang ada di tengah-tengah kata. Misalnya:
-
Budhidaya menjadi budaya
-
Mahardhika menjadi merdeka
Komentar
Posting Komentar