Reduplikasi
A. Pengertian
Proses Pengulangan Atau Reduplikasi
Proses Reduplikasi atau
pengaulangan adalah pengulangan satuan
gramatikal, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini
disebut kata ulang, sedangkan satuan yang merupakan bentuk dasar. Misalnya kata
“rumah-rumah” dari bentuk dasar “rumah”. Kata ulang “perumahan-perumahan” dari
bentuk dasar “perumahan”, kata ulang “jalan-jalan” dibentuk dasar “berjalan”,
kata ulang “bolak-balik” dari bentuk dasar “balik”.
B. Menentukan
Bentuk Dasar Kata Ulang
Setiap kata ulang memiliki
satuan yang diulang. Satuan yang diulang itu disebut dasar. Contoh:
-
Motor-motor à
dasar ‘Motor’
-
Ide-ide à dasar ‘Ide’
-
Kemahiran-kemahiran
à dasar ‘Kemahiran’
Petunjuk dalam
menentukan bentuk dasar bagi kata ulang sebagai berikut:
a.
Pengulangan pada
umunya tidak mengubah golongan kata, Contoh:
-
Berkata-kata (V) à dasar ‘berkata’ (V)
-
Tersenyum-senyum
(V) à dasar ‘tersenyum’ (V)
-
Malu-malu (Adj) à dasar ‘malu’ (Adj)
b.
Bentuk dasar
selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa, Contoh:
-
Mengata-ngatakan
à dasar “mengatakan” bukan mengata
-
Berdesak-desakan
à dasar “berdesakan” bukan berdesak
C. Pembagian
Reduplikasi Atau Proses Pengulangan
Menurut Chaer (2008:179)
pembagian proses pengulangan atau reduplikasi adalah sebagai berikut :
a) Reduplikasi fonologis
Reduplikasi fonologis ini
tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan makna leksikal. Yang termasuk
reduplikasi fonologis adalah bentuk bentuk :
·
Bunyi kedua suku
katanya sama.
Contoh: Kuku, dada, pipi à
Bukan berasal dari ku/da/pi
·
Dasarnya tidak
berstatus sebagai akar yang mandiri.
Contoh: Foya-foya, tubi-tubi, sema-sema, anai-anai.
·
Hasil
redupliksinya hanya makna leksikal.
Contoh: Laba-laba, kupu-kupu, paru-paru, onde-onde dan rama-rama.
·
Kata ulang semu
dalam buku tata Bahasa tradisional.
Contoh: Mondar-mandir, luntang-lantung, lunggang-langgang, kocar-kacir
dan teka-teki. à Makna leksikal, bukan makna gramatikal.
b) Reduplikasi sintaksis
Reduplikasi sintaksis adalah
proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan
satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah kata (Abdul Chaer,
2008: 179).
Contoh :
-
Setelah
jauh-jauh berjalan, akhirnya sampai juga.
-
Berkali-kali
hati ini tersakiti.
c) Reduplikasi semantis
Reduplikasi semantic adalah
pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata yang bersinonim (Abdul Chaer,
2008: 180).
Contoh:
-
Ilmu pengetahuan
à ilmu = pengetahuan
-
Alim ulama
à Alim = ulama
-
Cerdik
cendekia à Cerdik = cendekia
d) Reduplikasi morfologis
Reduplikasi
morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk
berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh,
pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian (Abdul Chaer, 2008: 181).
1.
Pengulangan akar
Bentuk dasar yang berupa akar memiliki tiga macam bentuk pengulangan
yaitu :
a) Pengulangan utuh
Bentuk dasar itu diulang tanpa melakukan perubahan bentuk fisik dari
akar itu. Contoh:
-
Meja-meja à dasar ‘meja’
-
Kuning-kuning à dasar ‘kuning’
-
Makan-makan à
dasar ‘makan’
b) Pengulangan sebagian
Yang diulang dari bentuk dasar itu hanya dari salah satu suku katanya
saja (dalam hal ini suku awal kata), disertai dengan “pelemahan” bunyi. Contoh:
-
Leluhur à
dasar ‘luhur’
-
Tetangga à dasar ‘tangga’
-
Lelaki à
dasar ‘laki’
c) Pengulangan dengan perubahan bunyi
Bentuk dasar itu diulang
tetapi disertai dengan perubahan bunyi. Yang berubah bisa bunyi vokalnya dan
bisa bunyi konsonannya. Contoh:
(a) Berubah unsur pertamanya: Bolak-balik, Larak-lirik, Langgak-longgok,
Kelap-kelip, Corat-coret.
(b) Berubah unsur keduanya: Ramah-tamah, Lauk-pauk, Sayur-mayur,
Serba-serbi, Tindak-tanduk
d) Pengulangan dengan infiks, sebuah akar diulang tetapi
diberi infiks pada unsur ulangnya. Contoh :
-
Turun-temurun
-
Tali-temali
-
Sinar-seminar
-
Gunung-gemunung
e) Pengulangan dasar berafiks
e)
Reduplikasi kompositum
Kompositium,
gabungan kata, kata majemuk secara umum dapat dibedakan atas (a) yang kedua
unsurnya sederajat, seperti tua muda, ayam itik, dan tikar bantal. Dan (b) yang
kedua unsurnya tidak sederajat seperti rumah sakit, surat kabar, dank eras
kepala. Reduplikasi terhadap dasar kompositium dilakukan dalam dua cara,
pertama dilakukan secara utuh dan kedua, dilakukan secara sebagian (Abdul
Chaer, 2008 : 189).
f)
Reduplikasi
dasar nomina
Secara
morfologis nomina dapat berbentuk akar, bentuk berprefiks pe-, bentuk
berprefiks ke-, bentuk berkonfiks pe-an, bentuk berkonfiks per-an, bentuk
berkonfiks ke-an, bentuk bersufiks –an, dan berupa gabungan kata. Dasar nomina
bila direduplikasikan anatara lain. Akan melahirkan makna gramatikal yang
menyatakan: Banyak, Banyak dan bermacam-macam, Banyak dengan ukuran tertentu, Menyerupai
atau seperti, Saat atau waktu
(Abdul Chaer, 2008 : 191).
Bagaimana
bentuk dasar dan bentuk reduplikasi yang melahirkan makna gramatikal tersebut dibicarakan
di bawah ini :
a.
Dasar nomina
pembentuk makna banyak
Baik yang berupa akar {pe-}, {ke-}, {pe-an}, {per-an},
{ke-an}, dan {–an} dan berupa gabungan kata, apabila direduplikasikan akan
memiliki makna gramatikal “banyak” kalau memiliki komponen makna (+terhitung).
Contoh :
-
Pemda akan
menggusur rumah-rumah tanpa IMB itu
-
Ketua-ketua
kelas harus melapor kepada kepala sekolah
-
Peraturan-peraturan
daerah itu harus ditinjau lagi
b.
Dasar nomina
pembentuk makna “banyak dan bermacam-macam”
Apabila memiliki komponen
makna (+ berjenis). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan disertai dengan
pemberian sufiks-an.
Contoh:
- Indonesia akan mengirim
obat-obatan ke libanon.
- Kedelai termaksud tanaman
kacang-kacangan.
c.
Dasar nomina
memiliki makna gramatikal “banyak dengan satuan tertentu” Apabila memiliki
komponen makna (+ukuran) atau (+takaran). Dalam hal ini perulangan itu
dilakukan disertai dengan pemberian prefiks {ber-}. Contoh:
- Kami sudah berhari-hari belum makan
- Berliter-liter bengsin terbuang percuma akibat
kemacetaan itu
- Berhektar-hektar hutan di Kalimantan terbakar hangus
d.
Dasar nomina
memiliki makna gramatikal “menyerupai” atau “seperti”, apabila memiliki
komponen makna (+ bentuk tertentu) atau (+ sifat tertentu). Dalam hal ini
perulangan itu dilakukan disertai dengan pemberian sufiks –an, misalnya :
-
Adik menangis
minta dibelikan mobil-mobilan
-
Anak laki-laki
suka bermain perang-perangan
-
Anak-anak
perempuan senang bermain rumah-rumahan
e.
Dasar nomina
memiliki makn gramatikal “saat” atau “waktu”, apabila memiliki komponen makna
(+ saat). Dalam hal ini perulangan itu dilakukan dengan perulangan utuh,
misalnya :
- Malam-malam begini kamu mengapa datang kesini?
- Pagi-pagi sekali dia sudah berangkat kerja
- Mau kemana kamu siang-siang begini?
g)
Reduplikasi
dasar verba
Secara morfologis verba
dapat berbentuk akar afiks {ber-}, {ber-an}, {me-} inflektif dan deritatif, {di-} deritatif, {ter-} inflektif dan
derivatif, {me-kan} inflektif, {di-kan}
inflektif, {ter-kan} inflektif, {me-i} inflektif, {di-i} inflektif, {ter-i}
inflektif, {ter-} inflektif dan derivatif, {ke-} dan {ke-an}. Namun tidak semua
bentuk verba itu direduplikasikan. Dapat tidaknya reduplikasi itu tergantung
pada komponen makna yang dimiliki oleh kata yang menjadi dasar itu.
Bentuk
dasar dan makna reduplikasi yang terjadi pada dasar verba ini dibicarakan
dibawah ini :
a.
Dasar verba
apabila di reduplikasikan akan memiliki makna gramatikal berulang kali, apabila
dasar itu memiliki komponen makna (+ tindakan) dan (- durasi). Contoh :
-
Dari tadi beliau
marah-marah terus
-
Jangan
menembak-nembak sembarangan
-
Mereka
berlompat-lompatan ke segala arah
b.
Dasar verba
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal “kejadian
berintensitas”, apabila dasar itu memiliki komponen makna (+tindakan) dan
(+durasi). Contoh :
-
Kami
berjalan-jalan mengelilingi kebun raya bogor
-
Mereka
berlari-lari di halaman sekolah
-
Anak-anak itu
bermain-main di pinggir jalan
c.
Dasar verba
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal “berbalasan”, apabila
dasar itu memiliki komponen makna (+tindakan) dan (-durasi) serta dalam bentuk
berprefiks me- regresif. Contoh :
-
Terjadi
tembak-menembak antara gerilyawan palestina dan tentara Israel
-
Kecam-mengecam terjadi
antara kedua pihak yang bertikai
d.
Dasar verba,
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal dilakukan tanpa tujuan
(dasar), apabila dasar itu memiliki komponen makna (+ durasi). Contoh :
-
Sehabis ujian
kami makan-makan di restoran itu
-
Mari kita
duduk-duduk di depan taman
e.
Dasar verba
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal “hal me..”, apabila
dasar itu memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+durasi) serta dalam bentuk
reduplikasi berprefiks me- regresif.
Contoh :
-
Menerima
pekerjaan ketik-mengetik
-
Dalam soal
tari-menari di memang ahlinya
f.
Dasar verba
apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal “begitu (dasar)”,
apabila dasar itu memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+saat). Contoh :
-
Rupanya dia
lapar sekali, pulang-pulang minta makan
-
Saya tidak
sadar, tahu-tahu dia sudah berada di depanku
h)
Reduplikasi
dasar ajektifa
Ajektifa sebagai bentuk
dasar dalam proses reduplikasi dapat berupa akar seperti merah dan tinggi,
dapat berupa kata turunan {ke-an} seperti kemerahan dan kehijauan, dan dapat
berupa kata gabung seperti merah darah dan kuning telur namun, yang lazim
direduplikasikan adalah bentuk akar (Abdul Chaer, 2008 : 196).
Reduplikasikan pada dasar
ajektifa dapat menghasilkan makna gramatikal reduplikasi sangat tergantung pada
konteks kalimatnya.
a.
Dasar ajektifa
bila direduplikasikan akan menghasilakan makna gramatikal “banyak yang dasar”
jika bentuk dasar memiliki makna (+keadaan) dan (+ukuran).
Contoh :
-
Ikannya masih
kecil-kecil, jangan ditangkap dulu
-
Murid-murid
disekolah itu, memang nakal-nakal
b.
Dasar ajektifa
bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal, “se (dasar) mungkin”
jika bentuk dasar memiliki komponen makna (+keadaan) dan (+ukuran). Contoh :
-
Buka jendela itu
lebar-lebar
-
Bunag jauh-jauh
pikiran seperti itu
c.
Dasar ajektifa
bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal “ hanya yang (dasar)”
jika bentuk dasar memiliki komponen makna (+keadaan) dan (+ukuran). Contoh :
-
Ambil baik-baik,
tinggalkan yang buruk-buruk
-
Kumpulkan buah
itu yang besar-besar saja
d.
Dasar ajektifa
bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal “sedikit bersifat
(dasar)” jika bentuk dasar memiliki komponen makna (+keadaan) dan (+warna).
Contoh :
-
Dari jauh air
laut tampak kebiru-biruan
-
Warna bajunya
putih kehijau-hijauan
e.
Dasar ajektifa
bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal “meskipun (dasar)”
jika bentuk dasar memiliki komponen makna (+keadaan) dan (+sikap). Contoh :
-
Jauh-jauh saya
datang, tetapi orangnya tidak ada
-
Kecil-kecil
berani dia melawan preman itu
f.
Dasar ajektifa
bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal “sama (dasar) dengan”
jika bentuk dasar memiliki komponen makna (+keadaan) dan (+ukuran). Contoh :
-
Truk
sebesar-besar gajah merusak jalan lingkungan di daerah kami
-
Nyamuk di situ
gede-gede lalat hijau
g.
Dasar ajektifa
bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal “intensitas” jika
bentuk dasar memiliki komponen makna (+keadaan) dan (+ukuran). Contoh :
-
Kamu jangan
membesar-besarkan masalah yang sepeleh ini
-
Dia memang
sengaja menjelek-jelekan nama kita
-
i)
Reduplikasi
dasar kelas tertutup
Reduplikasi dasar kelas
tertutup adalah kata-kata yang keanggotaannya sukar bertambah atau berkurang.
Dan jumlah keanggotaaanya relative terbatas. Yang termaksud kelas tertutup
adalah, kelas adverbia, pronomina, numeralia, konjungsi, artikulus, dan
intereksi (Abdul Chaer, 2008: 199).
1.
Reduplikasi
dasar adverbial negasi
Kosa kata
adverbia negasi adalah bukan, tidak, tak dan tiada. Yang terlibat dalam proses
reduplikasi hanya bukan dan tidak. Bentuk tak dan tiada terlibat dalam proses
itu.
Contoh :
-
Disini kamu
jangan bicara yang bukan-bukan
-
Anak itu selalu
menangis meminta yang tidak-tidak
-
2.
Reduplikasi
dasar adverbia larangan
Kosakata
adverbia lararngan adalah jangan dan tidak boleh, yang berkeenaan dengan
reduplikasi adalah “jangan”.
Contoh :
-
Hari ini dia
tidak masuk sekolah, kemarin dia juga tidak masuk, jangan-jangan dia sakit.
Reduplikasi “jangan-jangan”
tidak lagi à “larangan”, melainkan telah berubah menjadi konjungsi
intrakalimat.
3.
Reduplikasi
dasar adverbial kala
Kosakata
adverbial kala adalah kata sudah dan telah untuk menyatakan kata lampau; sedang,
tengah, dan lagi untuk menyatakan kala kini; akan dan mau untuk
menyatakan kala yang akan datang.
Contoh:
-
Kalau mengingat
yang sudah-sudah kami memang kasihan kepadanya.
4.
Reduplikasi
dasar adverbial keharusan
Kosakata
adverbial keharusan adalah barangkali,
kali dan mungkin yang menyatakan kemunginan; mau, ingin dan hendak
yang menyatakan keinginan; dan boleh yang menyatakan kebolehan. Sebagai
adverbial keharusan yang terlibat dalam reduplikasi adalah kali, mau dan boleh.
Contoh:
-
Mari kita
singgah ke rumah beliau, kali-kali
saja beliau ada di rumah.
5.
Reduplikasi
dasar adverbial jumlah
Kosakata
adverbial jumlah adalah banyak, sedikit, lebih, kurang dan cukup. Semuanya terlibat dalam proses
reduplikasi.
Contoh:
-
Setelah diberi
gula harus diberi air banyak-banyak.
6.
Reduplikasi
dasar adverbial taraf
Kosakata
adverbial taraf adalah agak, sangat,
amat, sekali, sedang, kurang dan paling.
Yang terlibat pada proses reduplikasi hanyalah agak dan paling.
Contoh:
-
Harganya paling-paling seribu rupiah.
7.
Reduplikasi
dasar adverbial frekuensi
Kosakata
adverbial frekuensi adalah sekali,
sering, jarang, dan lagi.
Semuanya terlibat dalam reduplikasi.
Contoh:
-
Sekali-sekali dia juga datang kesini.
8.
Reduplikasi
dasar adverbial Tanya
Kosakata
adverbial Tanya adalah apa, siapa,
berapa, mana, kenapa, mengapa, dan
bagaimana. Semua termasuk proses reduplikasi kecuali mengapa dan bagaimana.
Contoh:
-
Belum apa-apa dia sudah menangis.
9.
Reduplikasi
dasar pronominal persona
Kosakata
pronominal persona adalah saya dan aku sebagai orang pertama tunggal; kami sebagai orang pertama jamak
eksklusif; kita sebagai orang pertama
jamak insklusif; kamu, engkau, dan anda sebagai orang kedua tunggal; kalian dan kamu sekalian sebagai orang kedua jamak; dia, ia dan beliau
sebagai orang ketiga tunggal; dan mereka
sebagai orang ketiga jamak. Semuanya terlibat reduplikasi.
Contoh:
-
Kami-kami
ini sering membantu pekerjaan beliau.
10. Reduplikasi dasar pronominal demonstratifa
Kosakata
pronominal demonstratifa adalah ini, itu,
begini, dan begitu. Semua
terlibat reduplikasi.
Contoh:
-
Mengapa yang ini-ini kamu tuntut.
11. Reduplikasi dasar numeralia
Kosakata
numeralia yang terlibat dalam reduplikasi adalah bilangan bulat satu, dua, tiga,……….seribu. Juga bilangan sepertiga, setengah dll.
Contoh:
-
Anak-anak itu
dibariskan dua-dua.
12. Reduplikasi dasar konjungsi koordinatif
Kosakata
koordinatif adalah dan yang
menyatakan gabungan; serta menyatakan kesertaan; tetapi , namun dan melainkan
yang menyatakan kebalikan; bahkan dan
malah(an) yang menyatakan penguatan; kemudian, setelah, sesudah, dan lalu yang menyatakan hubungan waktu.
Semuanya tidak terlibat dalam proses reduplikasi. Contoh: Kita tidak perlu
mengingat kejadian yang lalu-lalu.
13. Reduplikasi dasar konjungsi subordinatif
Kosakata
subordinatif adalah karena, sebab, asal,
dan lantaran yang menyatakan sebab; kalau, jika, jikalau, andai, andaikata,
dan seandainya yang menyatakan
persyaratan; meski(pun), biar(pun),
walau(pun), kendati(pun) yang menghubungkan menyatakan penguatan; hingga, sehingga, dan sampai yang menghubungkan menyatakan
batas; dan kecuali yang menyatakan
perkecualian. Yang terlibat dalam reduplikasi adalah kalau, andai, dan sampai.
Contoh: Mari
kita ke kebun, kalau-kalau ada durian
runtuh.
Daftar
Pustaka:
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Komentar
Posting Komentar